Sedap Pedas





Terdengar dari balik tembok rumah, beberapa ibu-ibu sedang bercengkerama mengenai arisan yang sudah usai diselenggarakan di salah satunya rumah memiliki ukuran simpel. Maklum ibu-ibu arisan, percakapan yang dikatakan tidak lepas dari kelebihan serta kekurangan yang mendapatkan gantian arisan.

Ibu 1 :"Wah tempo hari itu ya, ampun deh kelihatannya rasa masakan yang ada. Pedasnya, wow sampai ke ubun-ubun." (berasa puas)
Ibu 2 :"Jika menurut saya sich, rasa masakan yang dibikin masih standard saja kok, seperti rasa warung begitu lho." (sedikit tidak sama pendapat)

Ibu 3 :"Saya berasumsi bila masakan yang disajikan telah cocok rasa-rasanya. Tidak kurang serta kurang." (menyikapi netral)

Ibu 1 :"Benar-benar sangat tidak sama dari yang umum dibikin menu makanan tempo hari itu. Saya akan minta resepnya, siapa tahu bisa diproses jadi usaha katering. Tentu saja bisa meningkatkan pendapatan keluarga nanti." (mengipas-ngipas mukanya dengan kipas kertas)

Ibu 2 :"Wah jika saja menu makanan tempo hari itu saya buat jadi usaha katering, dapat rugi besar kelak. Bukan untung yang saya terima, justru protes konsumen yang akan meningkatkan pusing kepala. Cukup deh saya yang merasai cita rasa yang standard itu lho." (sedikit menyepelekan)

Ibu 3 :"Aihg, kudu demikian dong Bu, kita selalu harus memberi nilai positif pada seseorang. Dukungan terus orang yang akan meningkatkan usaha hingga ekonomi keluarga bisa terbantu. Jangan sampai berasa bertambah serta menyepelekan seseorang lho. Kemungkinan kita unggul di satu bagian, tapi dapat jadi kita loyo di bagian lainnya."(mengingatkan)

Ibu 1 :"Saya sepakat itu Bu, enak rasa-rasanya makanan tempo hari yang kita nikmati, tentu saja keunggulan dari Sang Pemilik rumah dong. Sedang kritik yang kita beri bila tidak sesuai makanan yang sudah kita nikmati, tentu saja bisa menjadi pedas dihati serta telinga beliau nanti." (kembali lagi menegaskan alasan)

Ibu 2 :"Tetapi kita kan perlu memberi kritik untuk seseorang, tidak sama opini itu hal biasa serta tidak perlu diperdebatkan. Ditambah lagi bila terkait dengan hasrat, tidak orang-orang harus mengatakan satu rasa." (coba bela diri)

Ibu 3 :"Ya Bu, hanya tidak sama opini bukan bermakna sama-sama jatuhkan. Bila tidak sesuai kemauan kita, cukup kita saja yang merasai tak perlu menyertakan seseorang untuk memberikan dukungan kemauan kita. Memang tidak salah dengan satu ketidaksamaan. Maksudnya supaya kita bisa tingkatkan kualitas diri dan melakukan perbaikan kekurangan diri."(seakan menegaskan tanggapan Ibu 2)

Ibu 1 :"Yang penting buat saya enak serta pedas hasrat seorang tidak harus menghancurkan acara arisan kita nanti. Ibu jangan memberikan pengakuan yang bisa memutuskan jalinan kekerabatan bertetangga. Mengambil faedahnya saja dari arisan ini. Bagian negatifnya janganlah sampai membuat sama-sama memburukkan keduanya. Kita sama-sama menghormati meskipun berlangsung ketidaksamaan di barisan arisan kita." (meneruskan mengipas-ngipas diri)


 

Postingan populer dari blog ini

USE LESS SLANG AFTER A HASHTAG ON TWITTER

move across the sky in an arc

THE DEVELOPMENT OF THE MANUFACTURE’S SMALLEST “BAGUETTE” STYLE MOVEMENT, CALIBRE 5/6SB